PENGERTIAN
SENI RUPA MENURUT PARA AHLI
Seni rupa merupakan realisasi imajinasi yang tanpa batas dan
tidak ada batasan dalam berkarya seni. Sehingga dalam berkarya seni tidak akan
kehabisan ide dan imajinasi. Dalam seni rupa murni, karya yang tercipta merupakan
bentuk dua dimensi dan tiga dimensi. Sehingga objek yang dibuat merupakan hasil
dari satu atau lebih dari media yang ada (sebagai catatan bahwa media atau
bahan seni di dunia juga tidak terbatas). Dalam berkarya seni, tidak pernah ada kata salah dan juga
tidak ada yang mengatakan salah pada karya yang telah diciptakan. Namun
demikian, di dalam proses berkarya seni, karena dalam hal ini adalah proses
belajar, maka harus dilakukan dengan cara yang benar, sesuai dengan tujuan dari
pembelajaran. Untuk anak usia dini (0 – 8 tahun), ketika belajar tentang seni
rupa tidak hanya bertujuan untuk berproses berkarya seni saja, karena selain
itu juga diharapkan dapat memberikan fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial,
emosional serta kemandirian pada anak. Jadi dengan bimbingan yang tepat,
seorang anak akan dapat melatih potensi-potensi yang bermanfaat.
Seni rupa atau seni yang tampak adalah salah satu bentuk
kesenian visual atau tampak ada yang tidak hanya bisa diserap oleh indera
penglihatan, tetapi juga bisa oleh indera peraba, maksudnya adalah teksturnya
dapat dirasakan, misalnya kasar, halus, lunak, keras, lembut, dsb. Namun tidak
menutup kemungkinan tekstur ini adalah tekstur maya (ada namun tidak nyata)
atau tekstur ini seolah-olah ada yang dikarenakan mata kita dikelabuhi oleh
sesuatu yang tampak, misalnya sebuah foto kayu : disitu seolah-olah kita
melihat adanya tekstur namun kenyataannya tekstur itu tidak ada jika kita
merabanya.
Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang
digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Selain
mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia, kesenian juga mempunyai
fungsi lain. Misalnya, mitos berfungsi menentukan norma untuk perilaku yang
teratur serta meneruskan adat dan nilai-nilai kebudayaan. Secara umum, kesenian
dapat mempererat ikatan solidaritas suatu masyarakat.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi kesenian menurut
beberapa ahli:
1. J.J Hogman
Kesenian adalah sesuatu yang mempunyai unsur ideas, activities, dan artifacts
2. Kottak
seni sebagai kualitas, hasil
ekspresi, atau alam keindahan atau segala hal yang melebihi keasliannya serta
klasifikasi objek-subjek terhadap kriteria estetis
3. Aristoteles
seni adalah
peniruan terhadap alam tetapi sifatnya harus ideal.
4. Plato dan Rousseau
seni adalah
hasil peniruan alam dengan segala seginya.
5. Ki Hajar Dewantara
seni adalah
segala perbuatan manusia yang timbul dari perasaan dan sifat indah, sehingga
menggerakan jiwa perasaan manusia
6. Ahdian Karta Miharja
seni adalah
kegiatan rohani yang mereflesikan realitas dalam suatu karya yang bentuk dan
isinya mempunya untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam rohaninya
penerimanya.
7. Drs. Sudarmaji
seni adalah
segala manifestasi batin dan pengalaman estetis dengan menggunakan media
bidang,garis,warna,tekstur,volume dan gelap terang.
8. Drs Popo Iskandar
seni adalah
hasil ungkapan emosi yang ingin di sampaikan kepada orang lain dalam kesadaran
hidup bermasyarakat/berkelompok.
9. Prof. Drs. Suwaji bastomi
seni adalah
aktivitas batin dengan pengalaman estetika yang menyatakan dalam bentuk agung
yang mempunyai daya membangkitkan rasa takjub dan haru.
10. Enslikopedia Indonesia
seni adalah
penciptaan segala hal atau benda yang karena keindahannya orang senang
melihatnya atau mendengarnya.
11. Schopenhauer
seni adalah
segala usaha untuk menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan. Menurut tiap
orang senang dengan seni music meskipun seni musik adalah seni yang paling
abstrak
12. Eric Ariyanto
seni adalah
kegiatan rohani atau aktivitas batin yang di refleksikan dalam bentuk karya
yang dapat membangkitkan perasaan orang lain yang melihat atau mendengarkannya.
13. Kuntjaraningrat
Kesenian adalah suatu kompleks dari
ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, dan peraturan dimana kompleks
aktivitas dan tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat dan biasanya
berwujud benda-benda hasil manusia.
14. William A. Haviland
Kesenian adalah keseluruhan sistem yang melibatkan proses penggunaan imajinasi
manusia secara kreatif di dalam sebuah kelompok masyarakat dengan kebudayaan
tertentu
15. Irving Stone
Kesenian adalah kebutuhan pokok. Seperti roti atau anggur atau mantel
hangat dimusim dingin. Mereka yang mengira kesenian adalah barang mewah,
pikirannya tidak utuh. Roh manusia menjadi lapar akan kesenian seperti halnya
perutnya keroncongan minta makan
16. Dr.Yustiono = mengartikan ilmu sebagai suatu cabang studi yang
berkenaan dengan observasi dan klasifikasi fakta, khususnya dengan penetapan
hukum-hukum yang teruji baik melalui induksi maupun hipotesis atau secara khusus,
ilmu berarti pengetahuan yang disepakati dan terakumulasi serta disusun dan
dirumuskan dengan merujuk kepada pendapatan kebenaran umum atau gerak hukum
umum.
17. Dra. Nuning Y.Damayanti, Dipl.Art. = Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh
karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam
intisari ekspresi dari kreatifitas manusia.
18. Ira Adriati, M.Sn. = seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan
suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu, dan suatu set nilai-nilai yang
menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk
menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara
seefektif mungkin untuk medium itu.
19. Irma Damayanti, M.Sn. = seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari
kreatifitas manusia. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai,
bahwa masing-masing individu artis memilih sendiri peraturan dan parameter yang
menuntunnya atau kerjanya
20. Drs. Rizki Akhmad Zaelani = Kata "seni" adalah sebuah kata yang semua orang
di pastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon
kabarnya kata seni berasal dari kata "SANI" yang kurang lebih artinya
"Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa". Mungkin saya memaknainya dengan
keberangkatan orang/ seniaman saat akan membuat karya seni, namun menurut
kajian ilimu di eropa mengatakan "ART" (artivisial) yang artinya
kurang lebih adalah barang/ atau karya dari sebuah kegiatan. Namun kita tidaka
usah mempersoalkan makna ini, karena kenyataannya kalu kita memperdebatkan
makna yang seperti ini akan semakain memperkeruh suasana kesenian, biarlah
orang memilih yang mana terserah mereka.
PENDEKATAN BERBASIS
DISIPLIN ILMU DAN PENDEKATAN KOMPETENSI DALAM PENDIDIKAN SENI RUPA
A. Pendekatan Berbasis Disiplin Ilmu dalam Pendidikan Seni
Rupa
Pendekatan
seni rupa berbasis disiplin ilmu (dicipline based
art education, disingkat DBAE) berintikan pemikiran bahwa seni telah hadir
dalam kehidupan bukan hanya sebagai kegiatan penciptaan , tetapi juga sebagai
cabang pengetahuan yang menjadi bahan
kajian filosofis maupun ilmiah dan
berhak dipelajari di lembaga pendidikan. Seni adalah disiplin ilmu yang khas
dengan karakter yang dimilikinya, mendapat dukungan kelompok ilmuwan,
dikembangkan melalui penelitian.
Pendukung
Pendidikan Seni Rupa Berbasis Disiplin berpendapat bahwa Pendidikan Seni Rupa
yang memberikan kesempatan kepada anak untuk mengekspresikan emosinya adalah
penting, tetapi jangan sampai mengabaikan kegiatan mempelajari aspek
pengetahuan keilmuannya. Cakupan pendidikan seni rupa diperluas. Eisner
(1987/1988) menegaskan bahwa Pendidikan Seni Rupa Berbasis Disiplin bertujuan
untuk menawarkan program pembelajaran yang sistematik dan berkelanjutan dalam
empat bidang seni rupa yang lazim dalam kenyataan yaitu bidang penciptaan,
penikmatan, pemahaman, dan penilaian. Keempat bidang tadi disampaikan dalam
kegiatan belajar; produksi seni rupa, kritik seni rupa, sejarah seni dan
estetika. Anak hendaknya tidak hanya diberi kesempatan untuk berekspresi/
menciptakan karya seni rupa tetapi perlu juga mempelajari bagaimana caranya
menikmati suatu karya seni rupa serta memahami konteks dari sebuah karya seni
rupa dari berbagai masa. Pelaksanaannya tidak harus terpisah tetapi dapat
dipadukan.
Pendidikan
Seni Rupa Berbasis Disiplin merupakan suatu pendekatan dan merupakan suatu
metode yang spesifik, maka wujud penampilannya dapat yang bervariasi. Yang
jelas, sasarannya adalah adanya peningkatan kemampuan anak dalam berbagai
bidang kegiatan tersebut.
Ciri
DBAE adalah :
1. Seni rupa sebagai
subyek dalam pendidikan umum dengan kurikulum yang tertulis serta disusun
secara sistematis mencakup kegiatan ekspresi/kreasi, teori dan kritik/apresiasi
seni rupa untuk membangun pengetahuan, pemahaman dan keterampilan.
2. Kemampuan
anak dikembangkan untuk menghasilkan karya, menganalisis, menafsirkan, dan
menilai kualitas karya, mengetahui dan memahami peran seni rupa dalam
masyarakat serta memahami keunikan karya seni rupa dan bagaimana orang
memberikan penilaian dan menguraikan alasan penilaian.
3. Seni rupa
diimplementasikan dengan dukungan masyarakat, staf pengembang, narasumber dan
program penilaian (Dobbs, 1992).
B. Pendekatan Kompetensi dalam Pendidikan Seni Rupa
Pendekatan
kompetensi sering dianggap sebagai reaksi atas pendekatan yang mengacu kepada
materi (termasuk DBAE). Tetapi jika direnyngkan sebetulnya arahnya sejalan,
karena materi yang dipilih pada dasarnya dijabarkan dari kompetensi yang
diharapkan. Bedanya, pada pendekatan kompetensi terlebih dahulu yang ditetapkan
adalah kompetensinya. Pendektan
kompetensi dewasa ini, mendapat perhatian kembali di sekolah dan sedang dalam
tahap sosialisasi dan pengkajian. Inti pandangannya adalah bahwa setiap bahan
ajar yang dipilih serta metode dan media yang digunakan harus diarahkan kepada
pembentukan kompetensi siswa. Untuk setiap jejang pendidikan, perlu ditetapkan
kompetensi apa yang harus dikembangkan. Gagasan ini tampaknya didorong oleh
hasrat perlunya menyiapkan sejak dini pembentukan SDM yang memiliki kemampuan
handal, kompetitif, khususnya menghadapi persaingan global masa depan.
Pendekatan
kompetensi sesungguhnya sudah sejak lama dikenal dalam sistem pendidikan guru
yang dikenal dengan PGBK (Pendidikan Guru Berdasar Kompetensi). Dalam bidang
seni, pendekatan kompetesi menjadi bahan pembahasan dan disepakati sebagai
acuan bagi penyelenggaraan pembelajaran seni di Indonesia.
Konsep
dasar pendekatan kompetensi adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang
kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan
belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan
kurikulum sekolah (Puskur-Balitbang Depdiknas, 2002).
Dimensi
kompetensi mencakup aspek-aspek yang telah diuraikan di muka yaitu : persepsi,
pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi, apresiasi, dan produksi. Implikasi pendekatan kompetensi dalam
aspek pelaksanaan adalah bahwa kegiatan belajar mengajar terarah kepada suatu
sasaran yang berbentuk kompetensi siswa setelah mengikuti suatu program dalam
limit waktu tertentu. Pembelajaran tidak asal berlangsung, tapi terkontrol,
bertahap, berkelanjutan. Persoalan dalam pembelajaran seni adalah bagaimana
halnya dengan kompetensi yang bermuatan ekspresi kreasi? Ekspresi kreasi sukar
diduga, sukar diukur, sukar dilatih, karena dorongannya ada dalam diri
individu. Dalam hal ini, ukuran-ukuran kompetensi tak bisa lain kecuali
bersifat fleksibel, multikriteria, dan kualitatif, seperti terungkap dari
kata-kata; siswa memiliki kemampuan berapresiasi dan seterusnya. Pendekatan DBAE maupun pendekatan
kompetensi sama-sama memiliki harapan agar pembelajaran itu berkualitas dan
bermakna, tidak sekedar merasa cukup jika siswa ramai-ramai berkarya, tetapi
karyanya itu-itu juga dari waktu ke waktu baik dalam tema, bentuk maupun
gagasan.